Nabi Uzair bin Imron Abdulloh

Nabi Uzair bin Imron Abdulloh
Bitoqoh

Nabi Isa Bin Maryam Hamba Alloh

لاإلـــــــــه الا إلله
محـمد رســــــول الله عزيـر بن عمران عـبد الله
عيـسى بن مريـم عبـد الله أم مريـم امـــــة الله
هـي ليـست بالصـاحبــة علـيهم صـــــلاة الله

Senin, 18 Agustus 2014

Tour Of Religi

Tour of Religi / Ziaroh ke Sunan Lawu , Syeikh Kholil Bangkalan madur , Dan Wali 9

Perjalanan touring motoris standart dari Ponpes Darul khodir Assalyan Cisarua Bandung Jabar menuju Sunan lawu di gunung lawu antar perbatasan jateng dan jatim di mulai dengan pendakian puncak lawu, kemudian ziaroh ke Makam Presiden 1 Bung Karno, lalu berlanjut ke bangkalan madura kemudian sambil menyusuri pantura ziaroh ke makam Wali 9. yang memakan waktu 10 hr PP.


Minggu, 20 April 2014

Detik-Detik Kematian, Penentu Nasib Kehidupan Di Akhirat



Detik-Detik Kematian, Penentu Nasib Kehidupan Di Akhirat

Detik-detik kematian adalah waktu yang paling berbahaya bagi manusia Dalam umurnya. Karena Kematian merupakan awal perpindahan dari alam dunia yang kelihatan, yang telah diakrabi dan dikenal oleh manusia, menuju alam ghaib. Alam ghaib akan menjadi nyata dalam kehidupannya yang baru setelah kematiannya. Alam barzakh, adalah alam baru tersebut. Disana, manusia akan menemui berbagai peristiwa menggentarkan yang jauh berbeda dengan alam dunia yang pernah dialaminya.

Saat detik-detik kematian itu manusia akan melihat malaikat, dia akan mendengar kalimat yang sangat menentukan nasibnya dari malaikat yang turun kepadanya atas perintah Allâh Yang Maha Kuasa. Kalimat yang akan dia dengar dari malaikat itu merupakan tanda kenikmatan abadi yang akan dia alami, atau kecelakaan abadi yang akan dia temui.

Jika dia seorang Mukmin, maka kalimat yang dia dengar dari malakul maut adalah :

أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ

Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik, keluarlah menuju ampunan Allâh dan keridhaan-Nya ! [HR. Ahmad; dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ no: 1672 dan Ahkâmul Janâiz]

Sebaliknya, jika dia seorang yang kafir, maka kalimat yang dia dengar dari malakul maut adalah :

أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِي إِلَى سَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَغَضَبٍ

“Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang keji, keluarlah menuju kemurkaan Allâh dan kemarahan-Nya ! [HR. Ahmad; dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ no: 1672 dan Ahkâmul Janâiz]

MANUSIA INGIN MENEBUS KECELAKAAN DENGAN SEMUA HARTANYA

Seandainya pada saat detik-detik kematian itu manusia memiliki seluruh isi dunia ini, atau dia memiliki emas sepenuh langit dan bumi, dia pasti akan mengorbankannya, dia akan menyedekahkannya, agar bisa mendengar kalimat ridha dan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla . Karena dengan keridhaan Allâh di saat detik-detik kematian itu, dia akan meraih puncak kebahagiaan yang kekal abadi di sisi Allâh Yang Maha Suci. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِنْ سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ

Dan sekiranya orang-orang yang zhalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allâh yang belum pernah mereka perkirakan. [az-Zumar/39:47]

Seluruh harta benda yang dikumpulkan oleh seorang manusia, yang dicarinya dengan susah-payah, kurang tidur malam karena harta, kemudian dia habiskan umurnya untuk menyimpannya; Semua tanaman yang dia tanam di sawah, kebun, atau taman-taman; Semua bangunan yang dia tinggikan, rumah megah dan istana yang dia banggakan; Semua anggota keluarga, anak dan istri, pegawai dan pengikut yang selalu mengelilingi; Semuanya itu akan dipandangi dengan penyesalan, ketakutan, keputus-asaan, dan keluh-kesah, ketika malaikat mendatanginya. Karena dia akan meninggalkan semuanya. Dia tidak akan mendapatkan manfaat sama sekali dari semua harta benda yang telah dia kumpulkan dan dia simpan dengan anggapan harta itu akan mengekalkannya.

Pada detik-detik kematian, hanya satu yang dicari manusia, dia meyakini bahwa padanya terdapat keselamatannya dan kebahagiaannya, yaitu amal shalih. Jika dia telah mempersiapkannya, maka hal itu akan menentramkannya. Jika dia tidak mempersiapkan bekal amal shalih, maka dia akan mengatakan :

يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ﴿٢٧﴾مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْ﴿٢٨﴾هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ

Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku. [al-Hâqqah/69:27-29]

TERSINGKAP HAKEKAT KEBENARAN

Orang yang menghadapi kematian itu akan semakin menyesal dan kaget serta merasakan musibah itu semakin berat, jika di dunia dahulu dia mengingkari kehidupan akhirat; Atau dia tertipu dengan segala perbuataannya yang selalu bertentangan dengan agama Allâh; Atau dia orang yang menyukai perbuatan yang menyimpang dengan aturan agamaislam. Semua itu menjauhkannya dari iman yang benar dan jalan yang lurus, yang sesuai dengan kitab Allâh, sunnah Rasul-Nya, dan teladan para sahabatnya.

Orang yang tidak meyakini adanya kehidupan setelah kematian, atau meyakininya tetapi dia berada dalam kekafiran dan kemaksiatan, lalu dia menyangka berada di atas kebenaran dan jalan yang terang, kemudian dia selalu menolak al-Qur’an yang merupakan kitab suci, menolak Sunnah yang merupakan ajaran Nabi, maka kematian yang mendatanginya akan menyingkapkan kebenaran hakiki. Dia akan melihat kenyataan yang berbeda dengan dugaannya. Dia akan dikagetkan dengan kenyataan bahwa seluruh logikanya ternyata keliru dan seluruh perkara yang dia anggap hakekat ternyata palsu. Untuk orang-orang semacam inilah Allâh Azza wa Jalla berfirman :

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا﴿١٠٣﴾الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Katakanlah, "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya ?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. [al-Kahfi/18:103-104]

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِنْ سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ

Dan sekiranya orang-orang yang zhalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allâh yang belum pernah mereka perkirakan. [az-Zumar/39:47]

Alam barzah ada 2 yaitu:
Alam Barzah yang rusak yang mana penghuninya adalah syaithon dan sebangsanya.
Alam barzah yang tidak rusak yang mana penghuninya Para Nabi dan sholihin.


NILAI SISA UMUR SEORANG MUKMIN
Sesungguhnya detik-detik kematian merupakan waktu penentu umur seseorang, walaupun dia telah melewati umur panjang. Umur manusia di zaman ini umumnya tidak akan melewati 150 tahun. Maka masa umur manusia dalam khidupan dunia yang sementara ini, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan masa ribuan tahun yang akan dialami dalam kubur. Tidak ada bandingannya dengan waktu 50 ribu tahun di mahsyar. Dan tidak ada bandingannya dengan masa yang kekal abadi dalam surga yang penuh kenikmatan, atau dalam neraka jahannam yang penuh dengan siksaan.

Oleh karena itu seandainya ada seseorang yang bernasib sangat buruk di dunia, semenjak lahir sampai wafatnya, namun dia beriman kepada Allâh Yang Maha Esa, maka dia akan lupa terhadap kesusahannya di dunia ketika merasakan sedikit nikmat di surga.

Atau sebaliknya, seandainya ada seseorang yang bernasib sangat baik di dunia, semenjak lahir sampai wafatnya, namun dia kafir kepada Allâh Yang Maha Esa, maka dia akan lupa terhadap kenikmatan dunianya ketika merasakan sedikit siksa dalam neraka, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ : يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِى النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِى الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِى الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِى بُؤُسٌ قَطُّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Pada hari kiamat akan didatangkan seseorang yang paling banyak mendapatkan kenikmatan dunia yang termasuk penghuni neraka, lalu dia dicelupkan sekali ke neraka, lalu setelah itu dia ditanya, 'Wahai anak Adam, apakah kau pernah melihat kebaikan meskipun sedikit ? Apa kau pernah merasakan kenikmatan meskipun sedikit ? ' Dia menjawab: 'Tidak, demi Allâh, wahai Rabb.'
Kemudian akan didatangkan orang paling sengsara di dunia yang termasuk penghuni surga, kemudian dia ditempatkan dalam surga sebentar, setelah itu dia ditanya, 'Hai anak Adam, apa kau pernah melihat kesengsaraan meski sedikit ? Apa kau pernah merasa kesusahan meski sedikit ? ' Dia menjawab, 'Tidak, demi Allâh, wahai Rabb, aku tidak pernah merasa sengsara sedikit pun dan aku tidak pernah melihat satu kesusahan pun'." [HR. Muslim]

Dalam masa kehidupan manusia yang pendek di dunia ini akan ditentukan tempat kembali manusia di akhirat nanti. Nasib manusia di akhirat tidak ditentukan dengan umur dunia, semenjak diciptakannya sampai kiamat terjadi, namun ditentukan dalam beberapa tahun saja dari umur dunia. Yaitu dalam umur setiap manusia, bahkan bisa jadi ditentukan dalam beberapa hari, atau beberapa jam, atau beberapa menit saja.

Yaitu ketika manusia itu bertaubat dalam masa hidupnya, dia menyesali perbuatannya, dia memohon ampun kepada Rabbnya, dia beriman dengan ikhlas, dia beramal dengan amal shalih, dia tinggalkan syirik, dan maksiat, kemudian meraih ridho Rabbnya di saat detik-detik kematiannya, maka itu akan menghantarkannya menuju kemenangan yang sebenarnya.

Subhanalloh, alangkah agungnya kemenangan hakiki yang bisa digapai oleh setiap insan.

Subhanalloh , alangkah agungnya masa depan dalam kebahagian abadi, yang bisa diraih oleh manusia dalam beberapa menit kehidupannya dengan idzin Allâh.

Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bercerita :

أَنَّ عَمْرَو بْنَ أُقَيْشٍ كَانَ لَهُ رِبًا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَكَرِهَ أَنْ يُسْلِمَ حَتَّى يَأْخُذَهُ فَجَاءَ يَوْمَ أُحُدٍ. فَقَالَ : أَيْنَ بَنُو عَمِّى قَالُوا : بِأُحُدٍ. قَالَ : أَيْنَ فُلاَنٌ قَالُوا : بِأُحُدٍ. قَالَ : أَيْنَ فُلاَنٌ قَالُوا : بِأُحُدٍ. فَلَبِسَ لأْمَتَهُ وَرَكِبَ فَرَسَهُ ثُمَّ تَوَجَّهَ قِبَلَهُمْ فَلَمَّا رَآهُ الْمُسْلِمُونَ قَالُوا : إِلَيْكَ عَنَّا يَا عَمْرُو. قَالَ : إِنِّى قَدْ آمَنْتُ. فَقَاتَلَ حَتَّى جُرِحَ فَحُمِلَ إِلَى أَهْلِهِ جَرِيحًا فَجَاءَهُ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَقَالَ لأُخْتِهِ : سَلِيهِ حَمِيَّةً لِقَوْمِكَ أَوْ غَضَبًا لَهُمْ أَمْ غَضَبًا لِلَّهِ فَقَالَ : بَلْ غَضَبًا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ فَمَاتَ. فَدَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَا صَلَّى لِلَّهِ صَلاَةً

Bahwa 'Amr bin Uqaisy dahulu memiliki harta riba pada masa jahiliyah dan ia tidak ingin masuk Islam hingga ia mengambil harta tersebut. Kemudian datang waktu perang Uhud, kemudian ia bertanya, "Dimanakah anak-anak pamanku ?" Orang-orang berkata, 'Di Uhud.' Ia berkata, "Dimanakah Fulan ?' Mereka berkata, 'Di Uhud.' Ia berkata, "Dimanakah Fulan ?" Mereka berkata, 'Di Uhud.' Kemudian ia memakai baju besinya dan menaiki kudanya kemudian ia menuju ke arah mereka. Kemudian tatkala orang-orang Muslim melihatnya mereka berkata; “Menjauhlah engkau dari kami wahai 'Amr!”. Ia berkata, 'Aku telah beriman. Kemudian ia bertempur hingga terluka, kemudian ia dibawa kepada keluarganya dalam keadaan terluka. Lalu Sa'd bin Mu'adz datang kepadanya dan berkata kepada saudarinya; tanyakan kepadanya, apakah (dia ikut berperang-red) karena fanatik terhadap kaumnya atau marah karena mereka atau marah karena Allâh ?' Ia berkata, 'Marah karena Allâh dan rasul-Nya.' Kemudian ia meninggal dan masuk surga sementera ia belum pernah melakukan satu shalatpun untuk Allâh.[HR. Abu Dawud; dihasankan oleh syaikh al-Albani]

Dengan penjelasan ini maka jelas bagi kita semua bahwa detik-detik kematian adalah waktu yang paling berbahaya dan paling penting bagi manusia dalam umurnya. Sebagian Ulama menyatakan bahwa sisa umur seorang Mukmin, tidak ternilai harganya’. Maka selayaknya manusia selalu memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar tetap di atas jalan yang lurus dan dianugerahkan husnul khatimah. Ini adalah peringatan dan peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berifrman :

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَىٰ﴿١٠﴾وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى﴿١١﴾الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَىٰ﴿١٢﴾ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

Orang yang takut (kepada Allâh) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. [al-A’la/87:10-13]
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

IMAN, ISLAM & IHSAN



Pada saat Malaikat Jibril bertanya tentang konsep Iman, Islam dan Ihsan, Rasulullah SAW menjawab :
”Bahwa Iman ialah hendaklah Engkau mengimankan Allah, Malaikat Allah, Kitab kitab Allah, para Uusan Allah, Hari Qiyamat, dan mengimankan Taqdir, adalah ketentuan Allah.
Islam ialah hendaklah engkau bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang patut disembah melainkan Alloh, dan nabi Muhammad adalah Utusan Alloh, mendirikan Sholat, Menunaikan Zakat, berpuasa Romadhon, dan berangkat Haji bila telah mampu.
Ihsan yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Alloh seperti engkau melihatNYA, apabila tidak bisa demikian ,maka sesungguhnya Alloh melihat engkau”.
Melihat makna Hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari diatas, Iman berarti kepercayaan hati dibarengi dengan membenarkan segala apa yang disampaikan Rasululloh. Islam berarti kepatuhan dan penyerahan lahiriyah dengan mengucapkan kalimat syahadat. Dan Ihsan berarti, kejernihan dan keihlasan hati beribadah karena Alloh dengan sungguh sungguh. Antara ketiga kekuatan itu saling kerja sama dan saling membutuhkan dalam mencapai puncak keridhoan Alloh swt.
Iman sebagai landasan Islam dan Ihsan, Islam sebagai bentuk manifestasi/tahapan Iman dan Ihsan, sedangkan Ihsan mengusahakan agar keimanan dan keislaman yang sempurna. Secara lahiriyah orang tidak dapat dikatakan Islam manakala tidak mengucapkan syahadat, ibadah shalat, zakat berpuasa ramadhan, dan menunaikan haji yang merupakan pelaksanaan Ihsan secara lahiriyah, atau kesempurnaan Islam itu sama sekali tidak berarti, jika tidak dilandasi Iman ( yakin & meyakini ) dan Islam ( membaca syahadat ). Ibadah shalat, zakat, puasa, haji dan lain lain akan menjadi berarti manakala ada Iman dan Islam, karena syarat Ihsan secara lahiriyah harus dengan Iman dan Islam, meskipun sahnya Iman dan Islam itu tidak harus dengan Ihsan.
Memang Iman dan Islam itu otonom jika dilihat dari keabsahanya, karena Iman dan Islam sudah merupakan jaminan keselamatan dunia dan ahirat.tapi dgn tanda kutip “ IMAN DAN ISLAM  yg mana dan yang bagaimana?? Iman yang benar dapat menyelamatkan dari keabadian siksa Neraka, sedangkan Islam dapat menjaga hak hidup lahiriyah yang berhubungan dengan agama dan Mu’amalah, Munakahat, Waris mewaris dan lain sebagainya/ bermasyarakat,berkeluarga dsbnya.
Tetapi Iman dan Islam itu akan menjadi kering kerontang, bahkan musnah sama sekali dari lubuk hati, dikala kita tidak bisa mengakui atas segala dosa dosa yang telah kita dilakukan, karena suatu dosa tersebut akan menyeret kita pada kekufuran, jika tidak lekas di taubati.  Oleh sebab itu sebagai Mukmin yang baik disamping beriman dan berislam, hendaklah melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan Alloh SWT dan RosulNya, secara sadar dan menyadari,
1.        Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. (HR. Ahmad)
2.        Janganlah memandang kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai. (HR. Aththusi)
3.        Celaka orang yang banyak zikrulloh dengan lidahnya tapi bermaksiat terhadap Alloh dengan perbuatannya. (HR. Ad-Dailami)
4.        Ada tiga jenis orang yang diharamkan Alloh masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam keluarganya (artinya, merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong atau zina). (HR. An-Nasaa'i dan Ahmad
5.        Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)
6.         Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari)
Kita sadar, yakin, kita adalah makhluk ciptaan Alloh SWT yang memikul amanah , memikul tugas...Karena di ciptakannya jin dan manusia Oleh Alloh SWT tiada lain adalah hanya untuk IBADAH kepada Alloh SWT.
Jikalau keimanan kita , keislaman kita ,keihsanan kita menyimpang dari Amanah yang Alloh berikan tersebut sudah pasti amal ibadah kita musnah tak ada bekasnya.

agar memperoleh Ihsan yang sebenarnya.
Ushuliddin, Fiqih Dan Tashawuf
1. Menurut ilmu Ushuliddin, Iman ialah kepercayaan membenarkan dalam hati/batin kita kepada segala apa yang disampaikan Rosululloh saw, berupa hukum perintah, larangan, berita dan janji yang termaktub dalam Al Qur’an dan Al Hadits . Terwujudnya iman dalam hati/batin kita sudah barang tentu tidak mengabaikan syarat dan rukun-rukun yang menjadikan sebab kebenaran iman itu dengan menjaga dari segala keyakinan yang merusak iman.
Menurut ilmu Ushuliddin Islam ialah kepatuhan penyerahan mengucapkan dua kalimah Syahadad serta mengetahui, mengimani dan membenarkan makna dua kalimah Syahadad. Yakni bahwa tiada Sesembahan yang patut disembah kecuali Alloh dan Nabi Muhammad saw itu utusan Alloh.nabi Uzair bin imron hamba Alloh ,Nabi Isa bin Maryam hambah Alloh, Ummi Maryam Adalah Hamba Alloh , bukan seperti tuduhan kaum yahudi nasrani dan majusi yang telah memfitnah Alloh swt dgn tuduhan punya anak & istri  NA’UDZUBILAH.
2. Menurut ilmu Fiqih, Iman ialah kepercayaan/ keyakinan membenarkan dalam hati/batin kita  kepada segala apa yang datang   dari Rosululloh sebagai landasan amal ibadah kepada Alloh, karena amal ibadah yang tidak berlandaskan iman mustahil akan menjadi sah. Sedangkan Islam menurut ilmu Fiqih adalah pekerjaan ibadah seperti Sholat, Zakat, Puasa, Haji dan lain-lain dengan memenuhi syarat dan rukun serta menjaga dari segala hal yang membatalkannya. Jadi Islam sebagai manifestasi iman yang kemudian Islam menjadi syarat keabsahan ibadah dalam fiqih.
3. Menurut ilmu Tasawuf, iman merupakan landasan pokok diterimanya ibadah kemudian Alloh memberikan nilai/pahala dengan ibadah yang dikerjakan. Dan Islam menurut Tasawuf ialah ibadah yang benar itu dapat lantaran tercapainya Ihsan yang menyebabkan ibadah tersebut memperoleh pahala. Dalam kata lain, Ihsan dapat dicapai kalau memang amal ibadah (Islam) nya itu benar dan tentunya berdasarkan  iman yang benar juga.
4. Dan Ihsan menurut ilmu Fiqih ialah perilaku ibadah secara lahir. Orang beribadah secara lahiriyah bisa dikatakan Ihsan (kebagusan). Namun ilmu Tasawuf menggariskan ibadah Ihsan itu ialah ibadah yang disertai dengan adab dan sopan santun menurut agama. Adab atau sopan santun didalam ibadah ialah melaksanakan sifat-sifat yang terpuji (mahmudah) dan menjauhi sifat-sifat tercela (mazmumah) sifat-sifat terpuji dalam ibadah ialah adanya perilaku suhud, qona’ah, sabar, tawakkal, mujahadah, ridlo, syukur dan ihlas, khouf, mahabbah, kemudian khusu’. Adapun sifat-sifat tercela dalam ibadah ialah, hubbud dunia, thoma’, ithbaul hawa (mengikuti hawa nafsu) ‘ujub, riya, takabbur, hasud,iri,dengki dan sum’ah kemudian tidak khusu’.
Walhasil bahwa sesungguhnya Iman itu berarti Aqidah, Islam berarti Syari’ah dan Ihsan berarti Ahlaqul karimah. Bab iman  masuk kedalam Ushuliddin, Islam masuk kedalam Fiqih dan Ihsan masuk kedalam bab Tasawuf. Ketiganya ; Iman, Islam dan Ihsan dalam pengamalan adalah satu kesatuan yang dirumuskan menjadi tiga perkara : Syari’ah, Thoriqoh, Haqiqoh kemudian menghasilkan Ma’rifatulloh (berfikir tentang ciptaan Alloh) / tafakur,
Syari’at, Thoriqoh, Haqiqoh
adalah dari tiga kesatuan terpenting, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan, kemudian Ulama’ Ahlussunah merumuskan menjadi tiga perkara, ketiganya itu merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, yaitu Syari’at, Thariqat, dan Hakikat. Ketiganya selalu berhubungan dengan masalah Ibadah dan Mu’amalah, berikut gambaranya :
1. Syari’at Ibadah. Syari’at orang yang beribadah ialah melengkapi segala syarat dan rukunya, melakukan kewajiban dan meninggalkan maksiat, yakni didalamnya mencakup Iman dan Islam, karena syarat sah dan syarat wajib dalam ibadah haruslah berlandaskan Iman dan Islam. Syari’at Mu’amalah adalah, pertanian dan perdagangan hendaknya mentaati segala aturan agama yang bersumber dari Alqur’an dan Sunnah Rosululloh saw yang telah dirumuskan sedemikian rupa oleh para Ulama’ Mujtahid dalam ilmu Fiqih.
2. Thariqat ibadah. Thariqat orang beribadah ialah bertujuan karena ridho Alloh semata, tidak karena yang lain. ( embel2 kepentingan dunia yg lain ) Sebab hanya Alloh lah yang dapat menerima atau menolak segala amal ibadah manusia. Dan Thariqat Mu’amalah ialah hasil keuntungan dari pertanian dan perdaganganya, dimanfaatkan untuk mencari Ridlo Allah semata, walaupun dari hasil yang mubah, akan tetapi jika di niati untuk berbakti kepada Alloh, semisal untuk menafkahi keluarga, biaya pendidikan, dan beramal kebaikan yang lain, niscaya tidak akan sia sia.
3. Hakikat Ibadah. Hakekat orang beribadah ialah, memandang bahwa kemampuan dirinya dan tersedianya segala sarana yang melengkapi ibadahnya itu secara hakikatnya dari kemurahan Alloh swt dan Rosululloh saw. Tanpa kekuasaan dan kehendak Alloh, tidak mungkin manusia dapat melakukan Ibadah. Sedangkan Hakikat Mu’amalah yaitu memandang bahwa keberhasilan dalam Usaha pertanian ataupun perdaganganya adalah atas Inayah dan AnugerahNYA semata. Manusia tidak ada hak wewenang memastikan keberhasilan sesuatu yang dikerjakan, dan tidak berhak pula mengakui keberhasilanya disebabkan karena usahanya belaka.
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Orang-orang bertanya kepada Rasululloh saw: Wahai Rasululloh, apakah kami akan dihukum karena perbuatan kami di masa jahiliyah? Rasululloh saw. bersabda: Barang siapa di antara kalian berbuat baik di masa Islam, maka ia tidak akan dikenai hukuman karena perbuatannya di masa jahiliyah. Tetapi barang siapa yang berbuat jelek, maka ia akan dihukum karena perbuatannya di masa jahiliyah dan di masa Islam. (Shahih Muslim No.171) 


7.        Pokok segala urusan ialah Al Islam dan tiangnya adalah sholat, dan puncaknya (atapnya) adalah berjihad. (HR. Tirmidzi)
8.        Janganlah seorang mati kecuali dia dalam keadaan berbaik sangka terhadap Alloh. (HR. Muslim)
9.        Alloh Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
10.     Tiada seorang hamba ditimpa musibah baik di atasnya maupun di bawahnya melainkan sebagai akibat dosanya. Sebenarnya Alloh telah memaafkan banyak dosa-dosanya. Lalu Rasululloh membacakan ayat 30 dari surat Asy Syuura yang berbunyi : "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Mashabih Assunnah)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 28 November 2011

Kisah Nabi Isa ‘alaihis salam; Nabi yang Lahir di Bawah Pohon Kurma

NABI ISA ADALAH HAMBA ALLOH BUKAN ANAK ALLOH
Kisah Nabi Isa ‘alaihis salam; Nabi yang Lahir di Bawah Pohon Kurma
Penutur Ulang Lukman Hakim Zuhdi

Seorang nabi sekaligus manusia pertama di dunia, yakni Nabi Adam ’alaihis salam, muncul ke alam ini tanpa melalui proses kelahiran sebagaimana lazimnya. Ia tidak memiliki Bapak dan Ibu. Demikian pula keberadaan istri Nabi Adam, yaitu Siti Hawa, yang diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Allah SWT kembali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui lahirnya Nabi Isa ’alaihis salam. Nabi Isa tidak mempunyai Ayah. Ia hanya memiliki Ibu bernama Siti Maryam.

Pada zamannya, Siti Maryam dikenal sebagai seorang gadis suci yang pandai menjaga diri. Sehari-hari waktunya hanya dihabiskan sendirian di dalam kamar untuk beribadah kepada Allah SWT. Ia tidak pernah keluar rumah, apalagi berbicara dengan laki-laki. Tidak ada satu pria pun yang berani menyentuh kulit tubuhnya. Ia juga berasal dari keturunan dan keluarga terpandang. Ibunya bernama Hannah, istri Imran. Sewaktu kecil, Siti Maryam diasuh oleh keluarga Nabi Zakaria ’alaihis salam.

Satu saat, ketika Siti Maryam sedang khusu’ berzikir, Malaikat Jibril mendatanginya. Siti Maryam terkejut. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa kehadirannya membawa kabar gembira. Menurut Malaikat Jibril, tidak lama lagi Siti Maryam akan memperoleh seorang bayi lelaki istimewa bernama Isa Al-Masih. Dinamakan Al-Masih karena Nabi Isa mengusap bumi dan membersihkan serta usahanya untuk menyelamatkan agama dari berbagai fitnah pada zamannya. Siti Maryam justru semakin takut. Tubuhnya bertambah gemetar. Ia terus berdoa, meminta perlindungan kepada Allah SWT. Malaikat Jibril kemudian meniupkan roh ke dalam perut Siti Maryam, lalu menghilang, dan berganti menjadi cahaya yang terang benderang.

Siti Maryam termenung diliputi kesedihan. Ia berkata dalam hati, mana mungkin dirinya bisa hamil, padahal belum menikah dan tidak mempunyai suami. Hari demi hari, perutnya bertambah buncit. Rupanya ia benar-benar hamil. Anehnya, ia tidak merasa sakit atau ngidam, layaknya wanita hamil. Siti Maryam bingung, bagaimana menjelaskan semua ini kepada keluarga maupun masyarakatnya. Pasti tidak akan ada orang yang mempercayai, pikirnya.

Bayi yang Bisa Berbicara
Detik-detik kelahiran Siti Maryam sebentar lagi. Ia mendapat petunjuk dari Allah SWT supaya meninggalkan rumah dan kampungnya. Siti Maryam berjalan melewati banyak orang. Tak pelak gemparlah seluruh warga. Mereka terkejut melihat Siti Maryam sudah berbadan dua. Cemoohan dan caci maki sontak keluar dari mulut mereka. Mereka menuduh Siti Maryam telah berbuat zina. Mereka menyebut Siti Maryam perempuan tak berguna alias pelacur. Siti Maryam tidak menanggapi, meski telinganya panas dan hatinya perih. Kedua kakinya terus melangkah mantap, tanpa tujuan pasti.

Tibalah Siti Maryam di suatu tempat yang jauh dari kampungnya dan tanahnya belum pernah diinjak siapapun. Di situ banyak tumbuh pohon kurma. Ia memilih duduk bersandar, beristirahat di bawah pohon kurma yang besar dan tinggi. Tiba-tiba ia merasakan sakit pada perutnya. Akhirnya, ia melahirkan seorang bayi lelaki berwajah tampan, berkulit lembut dan putih. Seluruh proses kelahirannya tidak dibantu oleh dukun bayi, bidan maupun dokter. Selain itu, tidak ada orang yang melihat dan mengetahuinya. Tercatat dalam sejarah, Nabi Isa ’alaihis salam dilahirkan pada tahun 622 sebelum hijriah atau sebeluh masehi.

Belum hilang rasa letihnya setelah melahirkan, Siti Maryam putus asa ingin mengakhiri hidup. Ia merasa malu karena harus menanggung beban berat sepanjang hidupnya. Namun, anak yang baru dilahirkan itu spontan berkata, ”Ibu jangan bersedih hati. Semua ini karunia dari Allah SWT. Ibu, tolong gerakkan pohon kurma itu. Nanti makanan, minuman dan buah yang matang akan mendekati kita, kemudian makanlah. Niscaya hati Ibu menjadi tenang.” Siti Maryam seketika tersadar, kemudian memuji kebesaran Allah SWT.

Zaman Pembunuhan Bayi Lelaki
Beberapa waktu setelah tinggal di tempat peristirahatan, Siti Maryam berencana pulang ke rumahnya. Ia menggendong anaknya penuh cinta dan kasih sayang. Memasuki gerbang perkampungannya pada sore hari, orang-orang yang sedang berkumpul langsung menghampirinya. Mereka mengerubungi Siti Maryam sekalian menanyakan identitas bocah itu. Tetapi Siti Maryam tidak menjawabnya, sebab sudah niat berpuasa tidak mau bicara kepada siapapun. Mereka malah menyindir, meledek dan memfitnah Siti Maryam. Bahkan ada sebagian orang yang ingin mengusir Siti Maryam.

Siti Maryam hanya memberi isyarat supaya orang-orang bertanya kepada bayi yang berada dalam dekapannya. Seketika bayi itu menjawab, ”Aku Isa Al-Masih, Hamba Allah SWT yang akan diberi Kitab Injil. Suatu hari aku akan dijadikan nabi dan utusan-Nya untuk mengembalikan kalian ke jalan Allah SWT, memerintahkan shalat dan menunaikan zakat. Aku juga akan berbakti kepada Ibuku.” Orang-orang yang mendengar pernyataannya spontan tampak pucat wajahnya. Mereka tidak menyangka bayi yang baru lahir beberapa hari bisa berbicara secara lancar.

Kabar adanya bayi ajaib milik Siti Maryam segera menyebar ke penjuru negeri, termasuk sampai ke telinga para pendeta dan pembesar Yahudi. Kehidupan dan perilaku masyarakat yang selama ini sudah melenceng dari ajaran Nabi Musa ’alaihis salam dan Nabi Daud ’alaihis salam bakal segera diluruskan. Oleh karena itu, para pendeta dan pembesar Yahudi memerintahkan pengawalnya untuk menangkap Siti Maryam beserta bayinya. Selain itu, mereka mencari perempuan yang akan melahirkan dan membunuh setiap bayi laki-laki yang baru dilahirkan.

Siti Maryam sudah diberitahu oleh seseorang terkait informasi penting tersebut. Malam harinya, Siti Maryam menggendong Nabi Isa keluar dari Palestina menuju ke Mesir. Ia sangat khawatir para pengawal akan menemukan jejak, kemudian menghunuskan pedang ke tubuhnya dari arah belakang. Namun Allah SWT sudah berjanji untuk menjaganya. Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, selamatlah keduanya tiba di Mesir, negeri yang dipenuhi kebaikan dan kemuliaan. Nabi Isa tumbuh dan menjalani masa kecilnya dengan bahagia. Ia menuntut ilmu, menghadiri pertemuan serta berdiskusi dengan ulama.

Skenario Untuk Nabi Isa
Suatu hari seseorang menemui Siti Maryam. Dia memberitahu Siti Maryam agar kembali ke Palestina, sebab pendeta dan pembesar Yahudi yang ingin membunuhnya sudah mati. Dalam tempo singkat, Siti Maryam dan Nabi Isa yang menjadi dewasa sudah berada di tanah kelahirannya. Nabi Isa mulai berdakwah. Mula-mula kepada orang-orang yang dikenalnya. Ia menyerukan mereka kembali beribadah dan mengesakan Allah SWT. Mereka dianjurkan untuk meninggalkan memuja patung serta tidak mendewa-dewakan uang dan emas.

Selain itu, pada hari Sabtu Nabi Isa keluar rumah untuk memetik buah-buahan, kemudian memberikannya kepada orang yang kelaparan dan kaum fakir. Pada hari Sabtu, Nabi Isa juga menyalakan api untuk wanita-wanita tua, sehingga mereka tidak mati kedinginan. Padahal menurut keyakinan kaum Yahudi saat itu, hari Sabtu adalah hari suci. Maksudnya, mereka tidak boleh melakukan kegiatan apapun kecuali menyembah berhala. Di tempat peribadatan yang dipenuhi domba dan burung merpati itu, warga Yahudi seperti sedang meminta pengampunan dosa kepada para pendeta.
Nabi Isa sangat sedih melihat kenyataan tersebut. Sebab, banyak rakyat miskin yang tidak mampu untuk membayar pendeta agar mengampuni dosa dan kesalahannya. Nabi Isa yang terbiasa hidup sederhana terus mensyiarkan ajarannya. Sedikit demi sedikit para pengikutnya kian bertambah. Pada pendeta yang mulai berkurang wibawa maupun jumlah umatnya merasa kesal, sebab pendapatan mereka ikut menurun. Mereka menuduh Nabi Isa sebagai penyebab semua itu. Mereka merancang skenario khusus untuk menyingkirkan, mengusir, bahkan jika perlu membunuh Nabi Isa.

Seorang pengikut Nabi Isa yang mengetahui rencana itu menginformasikan kepada Nabi Isa. Nabi Isa beserta beberapa pengikutnya kemudian bersembunyi di suatu tempat. Namun, seorang sahabat dekat Nabi Isa membocorkan tempat persembunyian Nabi Isa kepada para pendeta. Akhirnya para pendeta dan pendukungnya berhasil menangkap sahabat dekat Nabi Isa yang wajahnya sangat mirip dengan Nabi Isa. Orang itu kemudian dibunuh dengan cara disalib ditiang kayu. Padahal, Nabi Isa yang asli dan belum menikah itu telah diselamatkan oleh Allah SWT ke langit.

Sementara pengikut Nabi Isa lainnya yang selamat dari pengejaran, terus berdakwah menyebarkan ajaran Nabi Isa secara sembunyi-sembunyi. Sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa menyampaikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang nabi dan rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa ialah penutup dari seluruh nabi dan rasul, yakni Nabi Muhammad SAW. Ahmad sesungguhnya nama lain dari Nabi Muhammad SAW, yang ajarannya akan melengkapi seluruh ajaran nabi dan rasul sebelumnya.***

Jumat, 31 Desember 2010

TANGGAL1 JANUARY


1 JANUARY HARI LAKNATTULLOH
oleh Abdur Rozaq pada 30 Desember 2010 jam 14:57

TANGGAL 1 JANUARI adalah hari dimana kaum nasrani mulai mengibarkan yesus laknattuloh sebagai tuhannya, atau di mulainya kaum nasrani bersama pasukan setan2nya menyembah yesus laknatulloh...

simbolik trompet dikala kaum nasrani mengumpulkan pasukan2 dan pengikut2 nya untuk menyembah yesus laknatulloh..dan YESUS BUKAN NABI ISA



dan jika orang islam ikut meniup trompet bahkan di hari tersebut ikut merayakan atau mengucapkan selamat, berarti orang tersebut iman kepada yesus / salib , maka terlemparlah IMAN & ISLAMNYA....

kemudian maka aura2 salibiyah masuk di dalam dadanya...



PRIHATIN SEKALI YA....

orang islam banyak yang ngak tahu mereka di tipu supaya terlempar iman islamnya.../ kufur

kufur yg menumpuk akhirnya kafir seperti kaum yahud wa nashara INILAH MISI REKAYASA NASRANI YANG HALUS...



Ya Alloh ya robbana dholamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna lana kunana minal KAFIRIN...



WAHAI ORANG2 MUSLIMIN WAL MUSLIMAT MARILAH INGATKAN SAUDARA KITA YANG TIDAK TAHU ATAU YANG LUPA....

MARILAH KITA BANTAH HARI LAKNAT TERSEBUT...

Rabu, 29 Desember 2010

Nabi Isa bin Maryam Mematahkan Salib di Akhir Jaman



oleh AsSalyan Darulkhodir pada 27 Desember 2010

Bulan Desember dalam kalender masehi adalah bulan dimana dirayakan hari natal atau hari yang diyakini sebagai kelahiran tuhan yesus kristus. Peringatan natal ini bila dilihat dalam pandangan musakyafah, terlihat perayaan para setan menghina Nabi Isa bin Maryam yang dihinakan sebagai anak Tuhan Allah, perayaan ini juga berarti penghinaan kepada Ibu Maryam yang dihinakan sebagai istri Tuhan Allah. Penghinaan-penghinaan itu pada dasarnya adalah penghinaan kepada Alloh SWT.

Kaum yang beriman kepada Ke Maha Esaan, ketauhidan Alloh SWT, tentunya tidak membiarkan penghinaan ini terus berlangsung. Apabila seorang yang mengaku muslim membiarkan penghinaan ini dan malahan rela dan menikmati perayaan ini, berarti orang tersebut masih belum beriman kepada ketauhidan Alloh SWT.

Tetapi dengan situasi dan kondisi kaum yang beriman kepada Ke Maha Esaan, ketauhidan Alloh SWT saat ini, ketidakrelaan terhadap penghinaan-penghinaan ini perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, supaya tidak menjadikan kerugian yang besar bagi kaum yang beriman itu.

Tindakan mencegah dan memberantas penghinaan-penghinaan itu tidak boleh didasari oleh hawa nafsu. Pencegahan dan pemberantasaan penghinaan-penghinaan itu haruslah berdasarkan perintah Alloh SWT melalui RasulNya, serta melalui WaliNya.

Pencegahan dan pemberantasaan penghinaan-penghinaan itu secara fisik yang berdasarkan perintah Alloh SWT melalui RasulNya akan dilakukan oleh Imam Mahdi RA dan Nabi Isa bin Maryam AS, berdasarkan sabda Nabi dalam hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah SAW. bersabda: Demi Zat yang menguasai diriku. Sungguh, telah dekat waktunya Isa bin Maryam turun kepada kalian untuk menjadi hakim yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi dan tidak menerima upeti. Harta akan melimpah, sehingga tak seorang pun mau menerimanya (Shahih Muslim).

Perintah Alloh melalui RasulNya dan para Walinya saat ini untuk pencegahan dan pemberantasaan penghinaan-penghinaan itu berupa tindakan batiniyah/ruhaniyah yang perlu dilakukan oleh setiap mukminin dan mukminat.

Dalam rangka pencegahan dan pemberantasaan penghinaan-penghinaan itu berupa tindakan batiniyah/ ruhaniyah dan juga menyongsong kedatangan Imam Mahdi R.A. dan Nabi Isa bin Maryam A.S. di akhir jaman ini, wajib hukumnya bagi setiap meukmin untuk melaksanakan pekerjaan utama yang diridloi Alloh SWT., sebagaimana yang akan dilaksanakan oleh Nabi Isa bin Maryam.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, Nabi Isa bin Maryam A.S akan melakukan :

1. Menjadi Hakim yang adil, artinya untuk umat Islam adalah : setiap muslim diharuskan menjadi hakim yang adil, baik untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kedudukannya. Pikirkan, selesaikan, dan putuskan semua masalah dan perkara dengan seadil-adilnya, sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
2. Mematahkan salib, artinya untuk umat Islam adalah : salib adalah simbol penghalang kepada jalan yang lurus, salib adalah simbol jalan yang dimurkai oleh Alloh SWT dan yang sesat, salib adalah simbol kemusyrikan yang paling munkar, yaitu menuduh Alloh SWT mempunyai anak dan istri. Untuk itu setiap muslim diharuskan mematahkan dan menghancurkan simbol salib yang ada dalam diri masing-masing, dengan cara membuat salib (dengan kayu atau bahan lain yg mudah dipatahkan) dan kemudian dipatahkan dan dihancurkan dan dibakar, sebagai simbol membantah kemusyrikan. Untuk saat ini, umat Islam dilarang melakukan perbuatan anarkis tanpa perintah Khalifah Rasulillah, yaitu mematahkan salib milik non muslim atau salib bukan miliknya sendiri.

Besar dan jenis material simbol salib yang ada dalam diri, mencerminkan besar dan nilai potensi kemusyrikan dalam diri seseorang. Misalnya besarnya salin satu meter, dengan bahan dari emas. Besar dan jenis material simbol salib itu dapat dilihat oleh seorang hamba Alloh SWT yang mendapat anugerah mukasyafah atau melihat ke dalam alam batin manusia.

Tahapan awal dalam proses mematahkan dan menghacurkan salib dala diri itu, dimulai dengan meyakini, meyakinkan dan menanamkan keyakinan dalam diri, bahwa :

Nabi Uzair bin Imron adalah hamba Alloh, Nabi Isa bin Maryam adalah hamba Alloh, Ibu Maryam adalah hamba Alloh.

Keberhasilan keyakinan dalam diri itu dapat dilihat oleh hamba Alloh yang bermukasyafah dengan melihat seberapa besar dan dari bahan apa sisa salib itu di dalam diri seseorang.

3. Membunuh babi, artinya untuk umat Islam adalah, babi adalah simbol sifat binatang yg haram dimakan, yang rakus (tamak), walaupun babi adalah binatang ternak yang jinak (bahaimiyah). Sifat babi ini seharusnya dibuang dari diri manusia sejati. Binatang lain yg sifatnya lebih baik adalah binatang ternak yg halal dimakan, tetapi tetap tidak seharusnya manusia bersifat bagai binatang ternak itu. Sifat binatang yg lebih buruk adalah binatang buas. Binatang buas itu selain tamak, juga sombong dan suka membunuh yag lain untuk memuaskan nafsu makannya (subaiyah). Makhluk yang paling buruk sifatnya adalah setan, yang suka mencelakakan manusia dan jin sebagai kesukaannya (syaithoniyah). Semua sifat binatang dan setan itu seharusnya dibuang dari diri manusia, sehingga manusia menjadi bersifat rabbaniyah, yaitu sifat manusia yang bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa.

Bentuk-bentuk ruhani manusia yg bersifat binatang atau setan itu dapat dilihat oleh hamba Alloh yang bermukasyafah.

Tahapan awal dalam proses mengalahkan dan menghilangkan bentuk ruhaniyah yg bersifat binatang atau setan itu adalah dengan pengakuan diri penuh dengan dosa dan kedzloliman, dengan banyak ber istighfar dan ber iktorob (robbanaa dzolamnaa anfusanaa ….. dst. doa nabi Adam AS).

Keberhasilan proses mengalahkan dan menghilangkan bentuk ruhaniyah yg bersifat binatang atau setan itu dapat dilihat oelh hamba Alloh yang yang bermukasyafah, masih adakah atau sudah tergantikan dengan bentuk cahaya yang menerangi alam-alam batiniyah manusia itu..

4. Tidak menerima upeti, artinya untuk umat Islam adalah, upeti adalah pemberian kepada yang sedang berkuasa. Upeti ini termasuk suap, tidak boleh diterima oleh manusia sejati yang sedang memegang kekuasaan apapun. Dengan suap atau upeti ini manusia penerima upeti bisa melakukan perbuatan yang melanggar aturan.

Urutan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh muslim yang menginginkan menjadi manusia sejati yang bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa kepada Alloh SWT, berdasarkan hadis di atas adalah.

1. Membunuh babi dan sejenisnya.
2. Mematahkan salib.
3. Tidak menerima upeti.
4. Menjadi hakim yang adil.

Proses menjadi manusia sejati yang bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa kepada Alloh SWT perlu dibimbing oleh seorang hamba Alloh yang sebagai guru mursyid yang mendapat wewenang dari Rasulullah SAW, melalui para wali Alloh, sebagaimana firman Alloh :

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (tafsir QS 3/ Ali Imran 64).

Untuk itulah kepada kaum muslimin dan muslimat, bunuhlah babi-babi dan sejenisnya di dalam diri kita, patahkanlah salib kita yang menjadikan penghalang perjalanan yang lurus, janganlah menyuap dan menerima suap dan jadilah hakim yang adil di manapun kalian berada.

Sekian.wasalam...



Jumat, 29 Oktober 2010

GEMPA DAN BENCANA

NASEHAT SEPUTAR GEMPA DAN BENCANA

Pembaca yang budiman, Kita belum lupa peristiwa gelombang tsunami yang melibas Aceh pada pergantian tahun 2004-2005 Masehi, yang menelan korban beribu-ribu manusia dan kerusakan alam.

Tanpa terduga sebelumnya, tanggal Sabtu, 28 Rabi’ul Tsani 1427H, bertepatan dengan 27 Mei 2006M, kita dikagetkan lagi adanya gempa tektonik, dengan kekuatan 5,9 skala richter. Goncangan yang hanya berlangsung sekitar 57 detik ini telah meluluhlantakkan Klaten (di Jawa Tengah) dan Bantul (Yogya).

Beribu-ribu manusia meninggal. Tak sedikit pula korban terluka. Dari anak-anak hingga orang tua. Sekian banyak kehilangan tempat berteduh, karena rumah-rumah hancur.

Semua dicekam ketakutan. Apa disebalik hikmah dari setiap gempa yang terjadi di atas bumi Allah ini?

Berikut adalah sebuah nasihat untuk diri saya sendiri khususnya , Insya Allah bermanfaat bagi kaum Mukminin dan umat manusia pada umumnya.

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Bijaksana , Pengasih dan Penyayang dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Azza wa Jalla Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah Azza wa Jalla menciptakan tanda-tanda apa saja yang dikehendakiNya, dan menetapkannya untuk menakuti-nakuti hambaNya. Mengingatkan terhadap kewajiban kita sebagai hamba Alloh, yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla. Mengingatkan kita semua dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang.

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
"Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti".[al Israa` : 59]. FirmanNya :"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al Qur`an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu". [Fushilat : 53].

Allah Azza wa Jalla berfirman :"Katakanlah (Wahai Muhammad) : "Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain". [al An’am : 65].

Semua yang terjadi di alam ini, (yakni) berupa gempa dan peristiwa lain yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam penderitaan, disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat.

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

"Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". [asy Syuura : 30].

Allah Azza wa Jalla berfirman :
"Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri". [an Nisaa` : 79].

Marilah kita jauhi Perbuatan syirik dan Melakukan perintahNya serta menjauhi yang dilarang.

Apa gembongnya syirik .. yaitu menyekutukan Alloh dengan makhluk lain

Yang di perintahkan Alloh Membela agama Alloh

SURAT ATTAUBAH AYAT 30 – 32 YANG ARTINYA:

30 ).Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? ( Orang – orang yg berkata dan mengikuti perkataan orang2 yahudi yang di laknat oleh ALLOOH.)



31). Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.( MAHA SUCI dari tuduhan orang – orang yahudi, Nasrani, dan Majusi)

32). Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah ( BAHWA UZAIR BIN IMRON ABDULLOOH ,ISA BIN MARYAM ABDULLOOH, UMMI MARYAM AMATULLOOH.( Dipadamkan dgn cara.) dengan mulut (ucapan- ucapan na’udzu billah mindzaliq ,seperti ayat 30 diatas) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.

Mana rasa jihad kita yang katanya kita orang muslim Alloh swt secara terang terangan di fitnah oleh kaum yahud wa nashara wa majusi yg menuduh Alloh swt Yang Maha Esa mempunyai anak dan istri ( na’udzubilah )

Firman Alloh swt :
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.( Q.s. shaff 14 )

Jadilah penolong agama Alloh..membantah fitnah kaum yahud wa nashara

Nabi Isa ibnu Maryam yg kala itu masih bayi beliau membantah kepada org yang menganggap beliau anak Alloh . dan bantahan tersebut adalah Nabi Isa adalah hamba Alloh bukan anak Alloh.

“Berkata Isa: ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, serta berbakti kepada ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.’ Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: ‘Jadilah,’ maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabbmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar.” (Maryam: 30-37)

Lalu Alloh memberikan kekuatan kepada orang orang yang beriman ( membantah fitnah yahud wa nashara ) lalu Alloh menjadikan orang orang yang beriman yang menang atas musuh musuhnya.

Di ayat ini Cuma ada 2 golongan yaitu beriman dan kafir :

Yang beriman yaitu : “ yang menyebut atau mengucap seperti ucapan Nabi Isa ( Nabi isa bin maryam adalah hamba Alloh / Isa bnu Marya abdulloh)”

Yang Kafir yaitu : “ yang tidak mengikuti ucapan Nabi Isa ( yang membantah nabi Isa dan menuduh nabi isa anak Alloh )

Lalu bagimana dengan kita mau mengikuti golongan yang mana…..?????

Marilah kita bersama sama bersatu membantah fitnah kaum yahud wa nashara mari kita ucapkan dan gemakan lafadz: “

“LAA ILLAAHA ILALLOOH WAHDAHU LAA SYARIKALAH,

MUHAMMADUR ROSUULULLOOH UZAIR BIN IMRON ABDULLOOH,

‘ISA BIN MARYAM ABDULLOOH , UMMU MARYAM AMATULLOOH

HIYA LAISAT BISHOHIBAH ‘ALAIHIMUSHOLATULLOOH,

AL KHOIRU KULLUHU MINALLOH WA SYARRU LAISA MINALLOH ’’

Untuk membela agama Alloh.
Tentang umat-umat terdahulu, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur (halilintar), dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri". [al Ankabut : 40].

Maka wajib bagi setiap kaum Muslimin yang mukallaf dan yang lainnya, agar bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, konsisten di atas din (agama)Nya yang Haq (“LAA ILLAAHA ILALLOOH WAHDAHULA SYARIKALAH, MUHAMMADUR ROSUULULLOOH UZAIR BIN IMRON ABDULLOOH, ‘ISA BIN MARYAM ABDULLOOH , UMMU MARYAM AMATULLOOH, HIYA LAISAT BISHOHIBAH ‘ALAIHIMU SHOLATULLOOH , AL KHOIRU KULLUHU MINALLOH WA SYARRU LAISA MINALLOH’’ , serta waspada terhadap semua yang dilarang, yaitu berupa perbuatan syirik menyekutukan Alloh dan diam tidak membantah Alloh di sekutukan orang yang diam berarti setujuberarti sama seperti kafir..

Supaya kita semua selamat dari seluruh bahaya fitnah kaum yahud wa nashara di dunia dan akhirat, serta Allah dan menganugerahkan kepada kita semua segala jenis kebaikan.

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla : "Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". [al A’raaf : 96].

Allah Azza wa Jalla berfirman tentang Ahli Kitab :"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al Qur`an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka". [al Maidah : 66].

Diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullah, bahwa saat terjadi gempa, dia menulis surat kepada pemerintah daerah agar bershadaqah.Diantara faktor terselamatkan dari segala keburukan, yaitu pemerintah segera memegang kendali rakyat dan mengharuskan agar konsisten dengan al haq,menerapkan hukum Allah Azza wa Jalla di tengah-tengah mereka, memerintahkan kepada yang ma’ruf serta mencegah kemungkaran.

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". [at Taubah:71].

Allah berfirman :
"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan". [al Hajj : 40-41].

Allah Azza wa Jalla berfirman :
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". [ath Thalaaq : 2-3].

Ayat-ayat tentang hal ini sangat banyak.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah Azza wa Jalla akan menolongnya" [6]. [Muttafaq ‘alaih].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah Azza wa Jalla akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat.

Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah Azza wa Jalla akan memudahkan dia di dunia dan akhirat.

Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah Azza wa Jalla akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya [7]. [Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya].

Hadits-hadits yang semakna ini banyak, Marilah kita tegakan“LAA ILLAAHA ILALLOOH WAHDAHU LAA SYARIKALAH, MUHAMMADUR ROSUULULLOOH UZAIR BIN IMRON ABDULLOOH, ‘ISA BIN MARYAM ABDULLOOH , UMMU MARYAM AMATULLOOH , HIYA LAISAT BISHOHIBAH ‘ALAIHIMUSHOLATULLOOH,AL KHOIRU KULLUHU MINALLOH WA SYARRU LAISA MINALLOH ’’
Hanya kepada Allah kita memohon agar memperbaiki kondisi kaum Muslimin, memberikan pemahaman agama dan menganugerahkan kekuatan untuk istiqamah, segera bertaubat kepada Allah dari semua fitnah yahud wa nashara dan perbuatan dosa yang selama ini kita perbuat.

Semoga Allah memperbaiki kondisi para penguasa kaum Muslimin; semoga Allah menolong al haq melalui mereka serta menghinakan kebathilan, membimbing mereka untuk menerapkan syari’at Allah Azza wa Jalla atas para hamba.

Dan semoga Allah melindungi kita dan seluruh kaum Muslimin dari fitnah dan jebakan setan yang menyesatkan. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa untuk hal itu.

AMIN…